Wednesday, 11 March 2015

Bahagia itu Tidaklah Sederhana

Memang terasa sangat berat ketika akhirnya aku harus kembali memulai sesuatu yang telah aku putuskan untuk menghentikannya.
Ini berarti aku merombak keputusanku.
Bukan, ini bukan lagi merombak.
Ini berarti aku menghapusnya!


Sungguh pergulatan batin yang sangat melelahkan.
Lanjutkan atau hentikan.

Aku geram bila ditolak.
Aku gerah bila diinjak.


Setelah beberapa bulan aku berhenti mengerjakan skripsi, akhirnya aku kembali merangkulnya.
Sial, menyebutkannya saja sudah membuatku mengumpat.
Ah, aku mual!

Namun, aku melihat celah kebahagiaan dalam siksaan ini.
Ya!
Aku akan bahagia ketika berhasil melewatinya.
Aku tak akan lari darinya.
Tidak. Aku tidak boleh takut padanya.
Ketidakbahagiaan adalah musuhku maka aku harus memeranginya, bukan malah lari menjauhinya.


Seberapa berani kau mematahkanku?
Pun kalau aku patah, aku akan melukaimu dengan patahanku.

No comments:

Post a Comment