“Ambil dan pilih saja salah satu dari temanmu untuk menikah.” kata ibu untuk yang kesekian kalinya.
Teman tapi menikah, katanya.
Haha
Bu, yang mengatakan aku hebat, kuat, dan mengagumkan memanglah banyak. Namun, tak ada yang berani mengambil risiko untuk hidup denganku, aku yang kelak hidupnya bisa lebih menegangkan dari roller coaster terseram manapun di dunia ini.
Siapa yang dengan senang hati dan ikhlas menghancurkan mimpinya untuk memiliki anak biologis?
Siapa yang selow saja mau memilih pasangan WHO CAN’T GIVE A BIRTH AND SICK sementara dia bisa memilih yang normal di luar sana?
Siapa yang dengan tegas mau mengambil risiko hidup tak sama seperti keluarga lainnya? Dipandang aneh, dianggap bodoh dan tolol, dicemooh, bahkan bisa dikucilkan oleh keluarga besarnya.
Si petualang sekalipun, yang telah banyak menaklukkan berbagai perjalanannya, bahkan telah berkeliling ke berbagai belahan bumi ini, belum tentu sanggup mengambil risiko untuk hidup denganku. Petualangan hidupku berisiko, bu. Seram.
Perjalanan menemukan jodohku sama halnya dengan mencari jarum di tumpukan jerami, bu. Ia InsyaAllah ada, walaupun membutuhkan waktu yang agak lama dan penuh kesabaran untuk menemukannya.
Aku bukan berputus asa, bu. Hanya saja terkadang aku merasa jahat menghancurkan mimpi dia yang berangan memiliki keluarga kecil bahagia, yang berarti memiliki anak-anak biologis dan pasangan yang sehat.
Aku takut menghancurkan mimpi orang, bu.
Kamu, sudikah merombak impianmu?
No comments:
Post a Comment